Baiknya Niat
Bersama Pemateri :
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr
Baiknya Niat adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Hadits-Hadits Perbaikan Hati. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada Senin, 1 Rabi’ul Akhir 1445 H / 16 Oktober 2023 M.
Kajian Islam Ilmiah Tentang Baiknya Niat
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ
“Sesungguhnya amalan-amalan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya untuk Allah dan RasulNya, maka pahala hijrahnya untuk Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang hijrahnya untuk dunia yang ia cari atau wanita yang ia ingin nikahi, maka hijrahnya untuk tujuan yang dia inginkan dari hijrah tersebut.” (HR. Bukhari)
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam beberapa bagian kitab tersebut dengan sanadnya sampai kepada Al-Qamah bin Waqqash Al-Laitsi. Dan di tempat yang pertama, berkata Alqamah Rahimahullah: “Aku mendengar sahabat ‘Umar bin Khattab berkhutbah di atas mimbar, dan mengatakan: ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ (Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya.`”
Kemudian, di tempat yang lain, Alqamah Rahimahullah mengatakan: “Aku mendengar sahabat ‘Umar bin Khattab berkhutbah, beliau mengatakan: ‘Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ..
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya.”
Dua riwayat dari hadits yang agung ini, yang dua-duanya terdapat dalam kitab Shahih Bukhari, menunjukkan bahwa hadits yang mulia ini disebutkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di khutbah beliau yang umum di atas mimbar sebagai peringatan bagi seluruh umat agar mereka benar-benar memperhatikan tentang Islahul Qulub (memperbaiki hati/niat). Perkara ini diikuti oleh sahabat ‘Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu, beliau pun berkhutbah di atas mimbar memperingatkan manusia tentang pentingnya niat. Dan para Da’i (orang-orang yang menyeru dan menasihati manusia kepada kebaikan) juga berulang-ulang mengingatkan manusia di atas mimbar tentang pentingnya memperhatikan niat dan tingginya kedudukan niat. Dan bahwasanya pengaruh niat ini sangat besar dalam memperbaiki hati seseorang.
Maka seluruh amalan akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tergantung niat orang yang melakukan amalan tersebut. Apabila niatnya ikhlas (murni untuk Allah ‘Azza wa Jalla), dia inginkan dengannya pahala dari Allah ‘Azza wa Jalla, maka Allah akan menerima amalan tersebut. Namun sebaliknya, jika tidak diniatkan untuk mencari pahala dari Allah ‘Azza wa Jalla, maka amalan tersebut pasti tertolak, meskipun amalan itu banyak, bermancam-macam dan berat, ini tidak akan diterima jika tidak ikhlas mengharap pahala dari Allah ‘Azza wa Jalla.
Allah Ta’ala berfirman:
مَّن كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَّدْحُورًا
“Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki, kemudian Kami jadikan untuknya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan terhina dan terusir.” (QS. Al-Isra`[17]: 18)
Kemudian Allah Ta’ala berfirman:
وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ كَانَ سَعْيُهُم مَّشْكُورًا
“Dan barangsiapa yang menginginkan kehidupan akhirat dan ia berusaha ke arah itu dengan cara yang benar dan dia beriman, maka mereka itulah orang-orang yang akan diberi balasan dari apa yang mereka usahakan.” (QS. Al-Isra`[17]: 19)
Juga Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ…
“Tidaklah mereka diperintahkan kecuali agar beribadah kepada Allah dengan ikhlas (memurnikan) agama untukNya…” (QS. Al-Bayyinah[98]: 5)
Sepertiga Ilmu
Maka kita dapatkan banyak sekali nukilan-nukilan dari para ulama yang menyebutkan tentang tingginya kedudukan hadits ini. Sampai Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah, dan selain beliau dari para ulama mengatakan bahwa hadits sahabat ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhu tentang niat ini merupakan sepertiga ilmu. Bahkan diriwayatkan juga dari Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah, bahwasanya beliau mengatakan: “Hadits ini masuk ke dalam 70 bab dari bab-bab fikih.”
Jadi hadits niat yang kita bahas ini masuk dalam bab shalat, puasa, sedekah, haji, bahkan semua ketaatan-ketaatan yang lainnya. Karena semua ibadah tidak akan diterima, tidak akan berpahala, kecuali jika dibangun di atas niat yang benar.
Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam menyebutkan dalam hadits ini satu contoh yang dianalogikan dengannya ibadah-ibadah yang lain. Beliau mengatakan: “Barangsiapa yang hijrahnya untuk Allah dan RasulNya, maka hijrahnya untuk Allah dan RasulNya.” Maksudnya adalah “Barangsiapa yang niat hijrahnya untuk Allah dan RasulNya, maka pahala dan ganjaran yang ia dapatkan adalah untuk Allah dan RasulNya.”
Maka, apabila niat itu baik, tentu ia akan berbuah pahala, juga akan dinilai dan diberi ganjaran oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Sebaliknya, apabila niat itu rusak, maka amalan akan ditolak dan tidak akan diterima, karena Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan menerima suatu amalan, kecuali jika amalan tersebut murni untuk Allah ‘Azza wa Jalla.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 yang penuh manfaat ini.
Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Baiknya Niat
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53483-baiknya-niat/